20 Sifat Allah yang Wajib DI Ketahui

1. Wujud (ada) 2. Qidam (Terdahulu) 3. Baqo’ (Kekal) 4. Mukhollafatuhu lil hawaadits (Tidak Serupa dengan MakhlukNya) 5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya) 6. Wahdaaniyah (Esa) 7. Qudrat (Kuasa) 8. Iroodah (Berkehendak) 9. Ilmu (Mengetahui) 11. Sama’ (Mendengar) 12. Bashor (Melihat) 13. Kalam (Berkata-kata) 14. Qoodirun: Yang Memiliki sifat Qudrat 15. Muriidun: Yang Memiliki Sifat Iroodah 16. ‘Aalimun: Yang Mempunyai Ilmu 17. Hayyun: yang Hidup 18. Samii’un: Yang Mendengar 19. Bashiirun: Yang Melihat 20. Mutakallimun: Yang Berkata-kata

Rabu

Bila Giliran itu Tiba

Riiing, riiing suara telepon dirumah kami berbunyi nyaring menjelang tengah malam. Telepon dari sahabat kami yang langsung teridentifikasi begitu bel berdering. Ada apa gerangan ya, batinku dalam hati karena aku yakin biasanya pada jam-jam seperti ini mereka sudah berangkat tidur. Saya hafal kebiasaan mereka yang suka tidur lebih cepat dan gemar menghidupkan sepertiga malamnya, serta bangun pagi.

Kuangkat telepon dan kuucapkan salam. Saya menerima salam balasan yang disampaikan dengan suara yang bergetar hebat seperti menahan sesuatu beban yang sangat berat. Tiba-tiba saya merasakan bahwa ada yang tidak beres dengan sahabat saya; dan saya memilih menunggu sampai ia berhasil menguasai perasaan dan emosinya. Setelah terdiam beberapa saat lamanya, sahabat saya mulai berbicara meskipun terbata-bata.
“Sister,…tolong saya….” Suaranya melemah dan terhenti dalam sunyi.
“Ada apa?” Tanyaku berusaha menyembunyikan perasaanku yang galau dan bergolak menahan rasa ingin tahu.
“Ayah saya sister…, dia…dia… baru masuk rumah sakit hari ini dan baru diketahui kalau ternyata dia mengidap kanker stadium akhir…”suaranya tercekat dan berhenti begitu saja.

Saya kaget sekali dan berusaha menguasai diri. Setelah terdiam beberapa saat, saya mencoba berbicara “Sabar ya, ini ujian dari Allah…”
“Sister, saya ingin sekali membimbing ayah saya; supaya dia bisa masuk Islam…” suaranya terhenti dan kurasakan ada keprihatinan dan kekuatiran yang mendalam dari nada bicaranya.
Ada jarak senyap yang panjang, lalu dia berujar lagi, “Sister, … (senyap) tolong bantu saya dengan doa ya?” suaranya memohon penuh iba dan melemah seolah mencari kekuatan penyangga.
Kurasakan pandanganku mulai kabur oleh air mata yang terus mengalir diam-diam tanpa kusadari. Selebihnya aku lebih banyak diam dan mendengarkan sahabatku bertutur tentang ayahnya sampai telepon ditutup.

***
Beberapa hari kemudian, sahabat saya kembali menelepon. Dari salam pembukanya, aku bisa merasakan kalau kali ini sahabatku terdengar lebih tegar. Setelah saling menyakan kabar masing-masing, sahabatku menarik nafas dalam-dalam dan hening kembali tercipta begitu saja.

Setelah beberapa saat lamanya, akhirnya aku tidak tahan untuk tidak menanyakan kabar ayahandanya. Dengan hati-hati aku bertanya:
“Bagaimana keadaan ayah?” senyap.
“Sister, sepertinya tidak ada harapan untuk ayah saya…” kudengar dia menarik nafas dalam-dalam; kemudian berujar lagi “Ternyata hidayah itu sesuatu yang tidak bisa dipaksakan ya…saya merasa kesulitan untuk mencoba membuka hati ayah saya sendiri…?” suaranya serak dan tertahan seperti meanggung kesedihan.

Saya tidak tahu harus berkata apa, akhirnya dengan menguatkan diri dan dengan sangat berhati-hati saya berkata,
“Yang penting berusaha sajalah, jangan pernah putus asa. Perkara hasil, itu terserah Allah dan yakinlah bahwa Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kita semua, InshaAllah”. Sebuah ungkapan penghibur yang sangat biasa dan kuyakin sahabatkupun sebenarnya sudah sering mendengarnya.
“Iya, ya?!” katanya mencoba menentramkan diri.
“Maafkan saya karena hanya bisa membantu dengan doa saja…”, sambungku.
“Tak apa, jangan lupa doakan kami terus ya Sis”, katanya, sebelum akhirnya telepon ditutup dengan salam.

***

Setelah percakapan ditelepon itu, saya kembali merenungkan apa yang sedang dialami oleh sahabat saya saat ini. Sesuatu yang pernah kami perbincangkan sebelumnya. Kami bahkan sempat membahas tentang apa yang sebaiknya kami lakukan saat giliran itu datang menjemput. Ya, giliran untuk berpisah dengan orang tua yang kita cintai dan hormati. Orang tua yang selama ini telah banyak berjasa dalam mendidik dan membesarkan kita.

Sebuah episode dalam kehidupan yang pasti dan kita yakini datangnya, namun tetap saja tidak semudah seperti yang kita bayangkan sebelumnya saat kita mengalaminya. Hal itu menjadi terasa semakin tidak mudah manakala orang tua yang kita cintai dan hormati ternyata berbeda akidah dan keyakinan dengan kita. Perpisahan dalam kondisi beda keyakinan tersebut pastinya akan menjadi salah satu ujian terberat karena ketiadaan harapan untuk bertemu kembali dengan mereka suatu saat di akhirat kelak.

***

Tiba-tiba saja saya kembali teringat permintaan ibu mertua yang sudah diajukan kepada saya entah berapa kali; dari cara yang halus dan tersamar, sampai terang-terangan. Beliau dengan sangat memintaku untuk mengurusi pemakaman dan merawat tempat pemakamannya bila beliau telah tiada. Sebuah permintaan yang sulit kupenuhi karena pasti akan banyak sekali pernak-pernik yang tidak sesuai dengan akidah dan keyakinan saya.

Saya selalu menolak beliau baik secara halus maupun langsung tapi beliau sepertinya tidak pernah bosan untuk meminta saya. Puncaknya terjadi saat kami liburan di Bali tahun lalu. Beliau kembali mengajukan permintaan tersebut saat kami hanya berdua ditemani kedua anak-anakku yang masih kecil. Lalu dengan sangat hati-hati aku berucap:
“Ibu, kenapa sih Ibu tidak meminta adik ipar saja yang sudah pasti mengetahui semua seluk beluk pemakaman maupun upacara sesuai dengan keyakinan Ibu?”
Ibu mertua tampak murung. Beliau hanya diam saja dengan pandangan yang menerawang sangat jauh.

Saya merasa sangat bersalah tapi tidak punya pilihan lain. Saya juga tidak mau berbohong kepada beliau. Lalu dengan hati-hati kembali beliau berujar bahwa sebenarnya beliau tidak masalah kalaupun saya tidak mengurusnya sesuai dengan prosesi yang sebenarnya. Cukup sekadarnya saja pokoknya yang penting saya menyatakan kesediaannya agar beliau bisa melimpahkan semua peninggalannya pada kami. Sungguh saya merasa sangat terharu dengan permintaan beliau tapi sekali lagi saya minta maaf karena saya takut bermain-main dengan masalah yang bisa membahayakan akidah saya.

Akhirnya, entah untuk yang keberapa kalinya, dengan sangat halus saya kembali berujar bahwa saya tidak memikirkan masalah peninggalan beliau, cukuplah bagi kami limpahan kasih sayang beliau selama ini. Kami tidak berharap lebih. Saya bahkan berharap saya bisa membahagiakan beliau semampu saya sepanjang tidak berseberangan dengan akidah saya. Yang terlihat oleh saya kemudian adalah wajah beliau yang menyiratkan rasa kecewa yang mendalam meskipun beliau berusaha untuk menutupinya.

Sejak saat itu beliau tidak atau belum pernah mengulang permohonannya lagi. Bila sudah demikian, rasanya apa yang saat ini dialami oleh sahabat saya menjadi semakin nyata adanya. Kami pun pasti sudah ada didalam daftar tunggu itu. Ya Allah, bila giliran untuk berpisah itu tiba, semoga kedua mertuaku telah mendapat hidayah dari-Mu yang tak ternilai itu, InshaAllah, amin.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Asma'ul Husna (99) Gelar Allah

1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Nama-Nama Nabi

1. Adam AS.
2. Idris AS.
3. Nuh AS.
4. Hud AS.
5. Soleh AS.
6. Ibrahim AS.
7. Luth AS.
8. Ismail AS.
9. Ishak AS.
10. Yakub AS.
11. Yusuf AS.
12. Ayub AS.
13. Sueb AS.
14. Musa AS.
15. Harun AS.
16. Zulkifli AS.
17. Daud AS.
18. Sulaiman AS.
19. Ilyas AS.
20. Ilyasa AS.
21. Yunus AS.
22. Zakaria AS.
23. Yahya AS.
24. Isa AS.
25. Muhammad SAW.

Rukun Islam dan Iman

- A. Rukun Islam / Lima Perkara
1. Dua Kalimat Syahadat
2. Sholat Lima Waktu
3. Ibadah Puasa
4. Melaksanakan Zakat
5. Pergi Haji Bagi yang Mampu
- B. Rukun Iman / Enam Perkara
1. Percaya kepada Allah SWT
2. Percaya kepada Nabi dan Rasul / Rosul Allah SWT
3. Percaya kepada Malaikat Allat SWT
4. Percaya kepada Kitab Allat SWT yaitu Al Qur'an
5. Percaya kepada Hari Kiamat / Hari Akhir
6. Percaya kepada Qada dan Qadar / Qodo dan Qodar / Kodo dan Kodar atau Ketentuan Allah SWT

© 3 Columns Newspaper Copyright by Tentang Islam | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks